Meski waktu telah melunakkan degup itu,
anehnya—setiap pagi aku jatuh cinta lagi.
Pada caramu menatap kopi yang belum manis,
atau tawa kecilmu pada lelucon yang sudah seribu kali terulang.
Kata yang dulu sulit terucap,
kini jadi doa paling ringan di dada.
Tak perlu bunga, tak perlu bintang jatuh—
cukup keberadaanmu di sisiku,
saat dunia terasa gaduh.
~7 Oktober 2025~